DIAMKU BUKAN BERARTI BISU
Ketika aku bersamamu
Aku diam
Ketika kamu menatap mataku
Aku diam
Ketika kamu mulai memancarkan senyum indahmu
Aku diam
Ketika kamu menggores luka dihatiku
Aku diam
Bahkan ketika kamu meninggalkan aku sendiri
Aku masih diam
Tapi apakah kamu tahu apa dibalik diamku?
Apakah kamu tahu makna dibalik semua diamku?
Diamku bukanlah alasan untuk marah
Diamku bukan juga alasan untuk menyimpan berjuta pilu
Tetapi diamku, menyimpan beribu kata yang tak sanggup aku katakan
Beribu kata yang tak sanggup mulut kecil ini katakan
Beribu kata yang membuat lidah ini keluh tak bernyawa
Dan beribu kata itulah yang membuat aku terbungkam dalam diamku
Tahukah kamu ketika kamu menghampiriku?
Rasanya seperti akan ada burung Elang datang menghampiri anaknya di sangkar sendirian ditengah fananya dunia ini
Tahukah kamu saat kamu ada bersamaku?
Rasanya seperti aku berada dalam dekapan yang begitu hangatnya sehingga aku tidak mau selangkahpun beranjak dari situ
Tahukah kamu saat kamu menatap mataku?
Rasanya seperti aku melihat indahnya goresan warna-warni pelangi yang jelas terpancar dari matamu
Tahukah kamu saat kamu mulai memancarkan senyuman indahmu itu kepadaku?
Rasanya seperti aku memandang bulan sabit malam yang menebar senyum manisnya dihadapanku, hanya dihadapanku
Tapi tahukah kamu saat kamu menggores luka dihatiku dan meninggalkanku?
Aku selalu ingin mengatakan: "sia-sia"
Sia-sia sudah aku memujamu dengan ketulusan hatiku
Sia-sia sudah apa yang aku rasakan ini tidak pernah terdengar olehmu
Ya, mungkin iya
Aku hanya bisa bungkam dalam diamku, tanpa mengatakan sepatah katapun padamu
Bertingkah layaknya tidak ada masalah, seakan semuanya baik-baik saja
Tetapi diamku bukan berarti bisu
Diamku menyimpan berjuta kata dan rahasia
Yang bahkan sampai sekarang belum bisa aku katakan kepadamu
Tapi dengan sajak ini, ku sampaikan semuanya
Aku diam, karena kamu
Dilla Silvani Lutfiera
Cirebon, 17 Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar