Selasa, 29 Desember 2015

CERPEN : "ANTARA KITA DAN HUJAN"

Karya : Dilla Silvani Lutfiera

"Sha! Gue sayang sama lo!" Sasha terbangun dari tidurnya. Kata-kata itu seakan mengagetkan Sasha yang sedang tertidur pulas dikamarnya.
"Hfftt, cuma mimpi." Ujarnya sambil menghembuskan nafas lalu mengambil segelas air putih untuk menenangkan hatinya. Dia teringat masa-masa sekolahnya yang penuh dengan suka duka. Dan tentunya, "dia".
#FLASHBACK 3 TAHUN YANG LALU

Sasha langsung bergegas ke sekolahnya, ia hanya mengambil sepotong roti dari meja makan lalu masuk ke mobil, dia sudah terlambat 15 menit dari biasanya.
Sesampainya disekolah, Sasha terlambat. Gerbang sekolah sudah ditutup. Tapi dia tidak sendirian, ada juga temannya yang terlambat.
"Ah! Sial! Telat lagi deh gue." Ujar Sasha.
"Hai?" ujar seorang laki-laki yang juga terlambat masuk, mungkin mereka belum saling mengenal.
"Eh, hai?" balas Sasha, agak sedikit jutek.
"Nama lo siapa? Kenalin gue Edward." ujar laki-laki tadi sambil menyodorkan tangannya.
"Sasha." jawab Sasha, tidak menghiraukan tangan Edward.
 Edward menarik kembali uluran tangannya.
"Hmm, lo kelas apa?" tanya Edward lagi.
"11-B. Lo?" akhirnya Sasha memberikan pertanyaan balasan.
 "Gue anak 11-F."
Dan, suasana hening kembali, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Tiba-tiba hujan turun dengan deras, Pak Satpam tidak ada di pos nya, otomatis tidak akan ada yg membukakan gerbang. Terpaksa mereka berdua hanya berteduh di halte depan sekolah.
"Sha, lo dingin? Pake aja nih jaket gue." ujar Edward sambil memberikan jaketnya.
"Ehm, gausah makasih. Gue ga kedinginan kok."
Lagi-lagi tawaran Edward ditolak oleh Sasha.
"Yaudah deh kalo lo gamau. Eh gue punya cerita sedikit tentang hujan." ujar Edward, dengan niat membuka pembicaraan.
"Cerita apaan?" 
"Cerita kupu-kupu sama kodok."
"Plisdeh, gue bukan anak kecil."
"Dengerin dulu. Jadi waktu itu ada kodok sama kupu-kupu. Mereka saling benci satu sama lain. Gapernah sekalipun akur. Apalagi kupu-kupu, dia sama sekali gamau natap mata kodok. Tapi disuatu hari, ada hujan badai, kupu-kupu otomatis kan gabisa terbang tuh, gaada tempat buat berteduh. Terus, si kodok nyamperin, niatnya mau ngasih daun buat dijadiin payung sama si kupu-kupu. Tapi kupu-kupu gamau, dia sama sekali gamau natap kodok apalagi nerima bantuannya, kupu-kupu malah ngedorong kodok ke selokan. Akhirnya kupu-kupu basah kuyup, dia lemah, dia nyesel udah nolak tawaran si kodok. Terus..." terpotong.
"Ih jahat banget sih si kupu-kupu ditolongin gamau, giliran udah basah kuyup baru deh nyesel. Eh btw kok itu ceritanya nyindir gue banget sih?"
"Hahaha, cia langsung peka. Makanya, kupu-kupu gamau nyesel kan sebelum basah kuyup? Nih pake jaketnya."
"Yaelah Ed, lo bisa aja bikin ceritanya. Hahaha."
Tawa mereka pun pecah diiringi hujan yang semakin reda. Akhirnya, gerbang dibuka. Hampir jam 9 pagi.
"Ciaelah Sasha, baru telat segitu aja udah dapet gebetan baru nih." ujar Dara, sahabat Sasha.
"Paansi lo basi."
"Pake dikasih jaket-jaket gitu lagi, kek film bollywood gitu yakk."  
"Lo ngomong sekali lagi gue lempar lo pake sepatu."
"Aduh tante marah, udah yuk kekelas kesian lo keujanan didepan gerbang hahaha."
Sepulang sekolah, Sasha langsung ke kamarnya lalu terbaring dan menaruh tasnya diatas kasur.

#SASHA's POINT OF VIEW:

Edward.
Gue baru kenal tadi pagi tapi kenapa gue selalu mikirin dia. Apalagi dia humoris, suka ngelucu gitu.
Hujan hujan bikin cerita kecil cuma demi gue peka biar gue nerima jaketnya, dan biar gue ga kedinginan. OMG.
Baru kenal aja dia udah manggil gue dengan panggilan "kupu-kupu" walaupun gue tau dia bikin itu dari cerita kecilnya.
Gue ngerasa diperlakuin spesial banget.
Apa gue cuma baper? Ke-GRan? Tapi gue bener-bener melting sama senyumnya. Gue jutek, tapi dia berhasil bikin gue ga jutek lagi.
Jarang banget gue cepet akrab gini sama orang. Dia emang asik banget orangnya.
Aduh, apa gue lagi jatuh cinta?

#EDWARD's POINT OF VIEW:

Sasha.
Dia itu lucu. Misterius. Gue suka sama cewek misterius kaya dia. Susah ditebak.
Dia gak murahan kek cewek-cewek lain. Itu alesan kenapa gue suka cewek yang jutek diawal tapi asik diakhir.
Gue akuin dia beda dari yang lain. Dia cewek luar biasa.
Gue mau banget jadi pacar dia. Selalu ngingetin dia, selalu jagain dia. Tapi kayaknya ga mungkin.
Nggak.
Gue ga bakal nembak dia, gue deket sama dia aja udah seneng kok.
Gue gamau bikin dia sedih diakhir nanti.

#BACK TO STORY

Besoknya, Sasha menghampiri Edward ke kelasnya dan mengajaknya ke perpustakaan.
"Ed, ke perpus yuk." ajak Sasha.
"Ayo!"
Di perpus.
"Hm, lo suka buku apa Sha?" tanya Edward.
"Gue sih sukanya kimia-kimia gini nih, gue seneng banget belajar zat. Lo?"
"Gue lagi baca buku 'Save Our Earth From Cancer'. Kebetulan gue ikut komunitas pemberantas kanker gitu Sha, gue kasian ngeliat anak-anak masih kecil yang kena kanker. Gue suka ikut donasiin uang jajan gue buat mereka yang kena kanker."
"Wah, lo ternyata care juga ya orangnya. Walaupun lo gatau seberapa sakit nya kanker itu, tapi lo bisa ngerasain jadi mereka. Gue ikutan dong, gue juga mau ikut donasiin uang jajan gue lewat komunitas lo."
"Boleh kok, ntar lo kabarin gue aja kalo mau donasi. Eh, udah bel nih, masuk yuk."
Pukul 00.00 WIB dirumah Sasha.
"Tok tok tok!" seseorang mengetuk pintu kamar Sasha.
Sasha yang masih mengantuk membukakan pintu perlahan. Dan... surprize!!! Hari ini Sasha berulang tahun yang ke 17. Edward datang kerumah Sasha dengan membawa se-bucket bunga mawar merah berjumlah 17, 17 buah cupcake ulangtahun dihiasi lilin warna warni, dan balon little pony berukuran besar yang sangat Sasha suka.
"Happy birthday Sasha.. Happy birthday Sasha.. Happy birthday happy birthday happy birthday Sasha... Yee!! Happy birthday kupu-kupu!!" ujar Edward.
"Haa? Edward? Ya ampun, makasih bangettt. Lo kiyeng banget ngerencanain ini semua. Sendirian lagi, astagaaa. Gue kira lo gatau ulangtaun gue. I love you kodokkk!!" 
"Tau dong, masa kupu-kupu gue ulangtaun gatau sih. Ini, bunga buat putri kupu-kupu." sambil menyodorkan se-bucket bunga.
"Ah lo! Sosweettt.." 
"Lo baru tau gue sosweet yakk? Hahaahhaa."
"Iyanih hahaha. Eh, gue boleh tanya sesuatu ga sama lo?"
"Tanya ajaa"
"Sebenernya hubungan kita tuh apa sih? Hmm, maksud gue ehmm, sikap lo ke gue udah kaya lebih dari temen." 
# EDWARD's POINT OF VIEW

Maafin gue Sha. Gue gabisa ngelanjutin hubungan ini ke tahap yang lebih. Bukannya gue gabisa. Tapi gue gabisa bikin lo sedih.
Gue juga gamau lo tau yang sebenernya gue idap selama ini. Gue cuma cowok penyakitan yang berharap lebih sama lo, tapi gabisa.
Dan besok, gue mau chemo therapy untuk terakhir kalinya. Maaf banget gue ngasih surprize ini untuk terakhir kalinya, dan mungkin ini pertemuan lo sama gue yang terakhir kalinya di dunia ini Sha.
Gue sayang sama lo Sha! Sayang banget!

#BACK TO STORY
"Ed? Lo kok malah ngelamun? Pertanyaan gue lancang ya? Ehm, gue minta maaf." ujar Sasha.
"Eh, ehmm. Maaf Sha, gue cuma nganggep lo sebagai temen, gak lebih. Sorry, gue harus langsung pulang. Oiya ini ada sedikit kado buat lo dari gue. Bye!" ujar Edward lalu langsung pergi.
"T..tapi Ed?"
#SASHA's POINT OF VIEW

Edward, lo kenapa sih ga ngertiin gue. Gue kira lo anggep gue lebih dari temen/sahabat.
Tapi ternyata gak.
Lo udah ancurin semua harapan gue ke lo, Ed. Lo jahat sama gue.
Lo cuma dateng terus bikin gue baper tiap hari dengan niat CUMA TEMEN.
Gue cape nunggu lo, Ed. Gue cape. Dan sekarang, dihari ulangtaun gue. Lo dateng ngasih gue surprize dengan senyum lo yang manis. Lo bikin gue ngefly terus lo jatohin lagi dengan cara lo bilang kalo lo nganggep hubungan ini cuma temen, ga lebih. Sakit hati gue, Ed. Gue nyesel kenal sama lo, Ed. Nyesel.

#BACK TO STORY

Keesokan harinya, Edward tak terlihat lagi disekolah. Sasha mencoba menanyakan kepada teman sekelasnya tapi tidak ada yang memberitahu. Sasha mencoba menelponnya tapi tidak aktif.
"Sha, gue dapet kabar tentang Edward.." ujar Dara
"Apa? Gimana? Edward kenapa?"
"Edward... Edward sebenernya udah lama kena kanker otak, Sha.. Sekarang dia udah masuk stadium akhir, dan ini chemo terakhirnya.. Dia gapernah nganggep lo lebih dari temen karena gamau bikin lo sedih diakhir, Sha.. Dia gak mau ngecewain lo, dia cuma mau bikin hari-hari lo berharga setiap harinya, Sha.."
"Gak.. gak.. lo boong kan Ra? Lo cuma mau bikin kejutan ya di hari ulang taun gue? Ra, lo boong kan? Bilang sam ague lo boong kan Ra?!!!" ujar Sasha dengan wajah yang dibanjiri air mata.
"Gue ga boong Sha!! Sekarang dia di RS Sehat Sejahtera. Ayo kita samperin kalo lo gak percaya."
Malamnya, diiringi hujan yang deras mereka langsung menemui Edward yang keadaannya sudah kritis setelah menjalani chemo.
"Edward?" ujar Sasha langsung berlari memeluk Edward yang terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit dengan selang oksigen yang melingkar di hidungnya. 
Edward hanya membalas dengan senyuman dan tetesan air mata.
"Lo kenapa ga cerita sama gue sih Ed? Lo kenapa gapernah ngasih tau gue kalo lo sebenernya kayagini.."  
"Bawa gue ke taman naik kursi roda, Sha.. gue mau disisa hidup gue sama lo terus.." ujar Edward dengan nada lemas.
Lalu Sasha membawa Edward ke taman Rumah Sakit dengan kursi roda dan payungnya.
"Lo liat bintang-bintang itu Sha? Kalo gue pergi untuk selamanya, gue bakal jadi bintang dilangit. Gue bisa liat lo dari atas sana, gue harap lo selalu senyum, karena gue seneng banget kalo lo senyum.." ujar Edward.
Sasha hanya terdiam dan menunduk dengan matanya yang terus dibanjiri air mata.
"Lo jangan nangis Sha.. Gue ga suka liat lo nangis kayagini. Oh iya gue mau lanjutin cerita kupu-kupu sama kodok yang waktu itu belum gue selesain. Lo masih mau denger kan?" ujar Edward sambil menghapus airmata Sasha.
"Gue bakal selalu dengerin cerita lo Ed, asal lo selalu kuat. Plis, jangan tinggalin gue..."
"Pas si kupu-kupu nyesel. Kodok selalu nyamperin dia, bikin hari-hari si kupu-kupu jadi istimewa. Terus, kodok nyatain cintanya kalo dia juga suka sama kupu-kupu, dia rela lakuin apa aja demi kupu-kupu. Si kupu-kupu juga gitu. Sampe suatu hari, kodok hilang entah kemana. Kupu-kupu nyari si kodok, pas ketemu, ternyata si kodok udah mati, dia ketabrak truk Sha, hahahaa. Kupu-kupu sedih banget, tapi lama kelamaan kupu-kupu tegar, karena dia bisa liat si kodok kayak bintang dilangit, selalu ngawasin dia, dimanapun dia berada. Selesai deh. Sha, gue sayang sama lo. Sayang banget.." sambil memeluk Sasha.
Sasha hanya menangis dan terus menangis dipelukkan Edward. Bisa bisanya cowok humoris kaya Edward ternyata hanya seorang pengidap kanker ganas.
"Plis Ed.. Lo jangan pergi, gue juga sayang banget sama lo.. pliss.. lo kuat Ed, gue yakin.." 
"Gabisa Sha.. Ini udah waktunya.." ujar Edward sambil tersenyum dan kemudian tidak terdengar lagi. 
"Ed? Ed?! Edward?! Edward jangan tinggalin gue!!" 
Air mata Sasha terus membanjiri, dengan diiringi hujan yang semakin deras, Edward has been past away... 

#FLASHBACK SELESAI

Teringat dengan semua itu, Sasha mengunjungi makam Edward sambil memberikan do'a dan bunga.
"Ed, makasih selalu ada, makasih selalu bikin hari-hari gue gak ngebosenin, u make my day, kodok! I love you so.." ujar Sasha sambil mencium nisan Edward.

5 komentar: