Kamis, 08 Desember 2016

NOVEL : Cerita 3 Hati #Part1

Tiiddd tidddd..

Suara klakson motor.

Wah Raka datang.

"Nay, buruan!" ujar Raka yang terus menekan klakson motornya.

"Iya, sabar dikit kek elah. Gue kan abis dandan dulu biar kobe."

"Nggak usah dandan lo mah udah paling cantik dimata gue. Ayo naik."

"Gombal mulu ew." ujarku sambil naik ke motor Raka.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Sesampainya di tempat futsal, Raka sudah tunggu teman-temannya. Hufft. Jadi penonton lagi. Ya. Sudah biasa.


"Gue futsal dulu ya. Lo disini aja, abis ini kita makan martabak kesukaan pesek-kuuu." kata Raka sambil mencubit hidungku.


Aku hanya menatapnya sinis. Raka membalas tatapanku dengan senyumnya yang sok ikhlas itu.


Sekitar 30 menit kemudian, waktunya istirahat. Raka menghampiriku dan terlihat sangat lelah.


"Capek lo? Nih minum." ujarku sambil memberikan minuman penyegar.


"Perhatian banget sih lo. Jadi pengen meluk." kata Raka sambil melebarkan kedua tangannya.


"Eeeiitts. Amit-amit dah lo." ucapku sambil menghindar.


"Ahaha, canda. Udah ah gue mau main lagi ya, 30 menit lagi caw."


Aku hanya mengangguk.
'Gila kali tuh orang' batinku.


*30 menit kemudian*


"Udah yuk caw." ajaknya sambil menggandeng tanganku sampai ke motornya.


"Eh udah dong pegangan mulu lo mah. Seneng ya gandengan sama gue?" ujarnya.


Padahal dia yang tidak melepaskan tanganku. Hft. Modus.


"Tangan lo bego yang nggak mau lepas." ucapku.


"Enggak kok. Wah berarti takdir, yaudah deh boncengannya sambil gandengan aja ya."


"Eh ya nabrak dong ntar."


"Nggak kan yang pegangan tangan kiri ehe."


"Yhaa, serah lo dah. Buruan gue laper."


"Siap!"


Akhirnya, aku dan Raka menuju toko martabak dengan motornya 'sambil gandengan' loh ya


•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Sesampainya di toko martabak. Tiba-tiba Raka tertawa kecil.


"Kenapa sih lo?"tanyaku heran.


Dia masih saja tertawa, kali ini semakin terbahak-bahak.
'Apa ada yang salah sama gue?' batinku.


"Eh, lo kenapa sih? Jangan bikin gue takut ah."


"R-rambut lo ahaha. Udah kek singa ngamuk gitu dah ahaha."


"Raka!!! Lo sih ah ngajak gandengan segala, jadi kan gue asal pake helm nggak mikir rambut. Ah betein lo. Sebel." ucapku sambil pasang muka kecut.


"Ahaha. Maaf dong maaf. Sini gue iketin biar rapih."


Lalu, Raka mengikat rambutku dengan gaya sok bisa. Tapi, lumayan deh ya salon dadakan.


Antrian yang sangat panjang. Ya, panjang sekali membuat kami bosan menunggu. Setelah sekitar satu jam menunggu, akhirnya pelayan menghampiri kami.


"Mas, mau pesen apa?" tanya pelayan.


"Martabak lah, Mbak. Masa gorengan." ujarku yang sudah lelah menunggu satu jam lamanya. Huft. Membosankan.


"Hissh, sopan dikit dong sama pelayan." tanggap Raka.


"Ya tapikan ini toko martabak yakali aja masa nggak beli marta.." ucapku terpotong oleh jari Raka yang sudah ada didepan bibirku.


"Bawel mending diem."ujarnya.


"Red velvet, isinya keju nutella, topping nya eskrim oreo ya, Mbak." sambil berbisik kepada pelayan.


"Oke Mas, makan disini atau dibawa pulang?"


"Makan disini."


"Oke Mas, silahkan ditunggu ya pesanannya."


"Pesen apa sih lo pake bisik-bisik segala? Genit amat." ujar Nayla.


"Martabak rasa cinta buat yang lagi kelaperan." ucap Raka sambil tersenyum lebar.


"Njay. Lebay banget dah lo."


"Biarin wle." sambil menjulurkan lidahnya.


Nayla kembali menatapnya sinis.

'Nyebelin. Dia pikir gombalannya itu mempan buat gue? Gombalan basi begituan mah Papi gue juga bisa. Gue bukan cewe murahan yang digituin doang baper kali.' batin Nayla.

"Wey, nape lo? Muka asem banget dah kek gorengan kemaren." ujar Raka mengagetkan Nayla yg sedang dikuasai kekesalan.

"Kagak."

"Lo udah diajak kesini juga, masih aja ngambek."

"Gue nggak suka aja lo ngeluarin kata-kata gombal lo yang basi itu."

"Wah, lo baper ye?"

"Kagak!"

"Tuh buktinya digombalin dikit aja langsung kepikiran. Jangan baperan dong, gue cuma kesepian."

"Idih kepedean deh lo."

"Gue cuma temen lo. Inget."

"Dih, siapa juga yang nganggep lebih."

Kesel. Nggak tahu kenapa. Raka bisa-bisanya semudah itu ngelontarin kata-kata gombal dan sikap gombalnya ke aku. Untung ke aku yang nggak baperan, gimana kalo ke Sasha. Oh iya, Sasha temen kelas aku. Dia emang baperan, tapi dia lebih ke 'diem-diem baper' sih ya. Setau aku juga dia suka sama Raka, tapi karena sikap pendiemnya yang akut ya dia belum berani jujur ke aku, apalagi ke Raka.

"Yaudah maaf." ujar Raka.

"Nggak!"

"Ih marah terus kamu mah."

"Kamu? Jijik banget sih. Anterin gue pulang sekarang."

"Hmm yaudah deh ayo."

Akhirnya Raka mengantarkanku pulang. Aku benar-benar dilanda kesal saat itu. Sepertinya kedekatanku sama Raka udah terlalu kelewatan. Aku cuma nggak mau.. Ah! Kamu juga pasti mengerti, coba deh diposisi aku.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Esoknya, pagi-pagi sekali aku berangkat ke sekolah. Ya tau sendiri lah, "HARI SENIN". Siapa sih yang nggak kenal sama hari ter-horror itu. Hari dimana anak-anak SMA bt, kesel, panas, pengen libur lagi, campur aduk deh. Katanya sih, 'dari senin ke minggu lamanya minta ampun, giliran dari minggu ke senin cepet banget dah.' Hmm, bener juga sih kalo dipikir-pikir. Tapi yaudahlahya, namanya juga anak jaman sekarang.


Oke. Aku berangkat.


Sesampainya disekolah, ternyata aku terlalu pagi. Nggak pa-pa deh, bisa santai dulu sebelum upacara. Eh udah ada Sasha tuh.


"Nay, m-m-m gue mau ngomong sama lo." ujar Sasha tiba-tiba.


"Hah? Lo? Ngagetin gue aja. Ngomong apaan, Sha?"


"G-gue mau nanya. Lo sama Raka ada hubungan apaan sih?"


'Loh kok Sasha tiba-tiba nanya begini yak. Waduh jangan-jangan gue mau di introgasi. Atau dia mau jujur ke gue kalo dia suka sama Raka? Ah entahlah.' batinku.


"Nay!" Sasha mengagetkanku.


"E-eh. Nggak! Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Raka. Dia cuma temen gue kok, nggak lebih."


"T-tapi kok gue kemaren liat lo sama dia boncengan sambik pegangan tangan?"


'Mampus. Aduh gimana nih.. Jadi nggak enak juga gue.' batinku sambil spontan aku menepuk jidatku.


"Kenapa Nay? Lo jujur aja kali."


"E-ehm. Ah lo salah liat aja kali. Oh iya! Gue ma-, gue mau ikut padus nih! He he he, maaf ya nanti lagi ngobrolnya. Upacara udah mau mulai. Byee!"


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Hffttt. Akhirnya aku terbebas juga dari pertanyaan-pertanyaan horror kayak gitu. Bayangin deh kalo aku ceritain semuanya pasti Sasha marah sama aku. Walaupun aku nggak tau kalo dia marah kayak gimana.


Tiba-tiba...


"Woy Nay!" Raka menepuk punggungku.


"Sh*t! Lo tuh ya! Argh! Kenapa sih banyak banget yang demen ngagetin gue! Kaget tau nggak?!"


"Lo kenapa sih? Masih marah gara-gara soal kemaren?"


"Kagak."


"Terus kenapa? Cerita cerita."


"Apaan sih, lo kira gue tukang dongeng disuruh cerita?"


"Iya, abis enak denger suara lo."


Aku menatapnya sinis.


"Iya maaf."


"Maaf mulu, yang kemaren aja belum gue maafin."


"Dih jahat banget lo."


"Bodo amat."


Aku langsung pergi meninggalkannya. Lagian, sudah waktunya upacara. Barisanku sama dia kan cukup jauh.


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Jam istirahat, lagi-lagi Raka menghampiriku ke kelas. Kali ini agak sedikit berbeda, sepertinya dia bawa sesuatu. Hmm.
.
.
.
.
(To be continued)

NOVEL : Cerita 3 Hati #Prolog

#1 Nayla


Aku. Nayla Hermawan. Mereka biasa memanggilku "Nay". Aku sama seperti mereka. Sama seperti remaja pada umumnya. Bahkan tidak ada yang spesial dariku. Aku pernah merasakan indahnya jatuh cinta. Merasakan pahitnya kecemburuan. Beratnya beban pikiran seorang remaja. Tentu.


Namun bagaimana jika kita jatuh pada hati yang salah?


Jatuh pada hati yang seharusnya tidak kita tempati?


Pantaskah hati kita disalahkan?


Beribu pertanyaan itu seakan membelenggu pikiranku. Sempit. Ya. Pikiranku sangat sempit jika hanya memikirkan satu kata yang hampir membuat belenggu semua remaja itu.


Ck. 'Cinta'. Trauma rasanya mendengar kata itu. Kata mereka cinta itu indah. Cinta membuat jantung kita berdebar. Cinta itu bermacam rasanya.


Tapi, untuk apa indah jika hanya diawal saja namun pahit diakhir? Apakah itu yang dinamakan 'cinta'? Apakah itu keistimewaan dari sebuah kata singkat 'cinta'? Jika iya, aku berharap tidak akan bertemu 'cinta'(lagi).


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
#2 Raka


Raka Prasetya. Cukup simpel. Gue bukan orang yang romantis, gue juga nggak ganteng. Tampang gue mah banyak di tanah abang. Eh enggak juga sih he he.


Hmm gimana ya.


Kelebihan gue sih ya mungkin gue humoris. Banyak orang yang bilang sih gitu. Tapi gini-gini gue AB loh. Tiati aja lo. Ha ha nggak deng canda. AB nya gue mungkin bukan pendiem, tapi 'diem-diem gabisa ngomong'. Gabisa ngomong disini maksud gue, gue nggak segampang lo lo pade kalo nembak atau nyatain cinta sama orang. Gue nggak gitu. Gue cuma seneng bikin orang ketawa, bikin orang seneng. Kadang nggak ada maksud buat ngebaperin orang. Eh ada deng. Sedikit. Dikit doang kok.


Tapi tanggepan orang beda-beda, bro.
Ada yang nganggep gue ini ya biasa lah Raka si pecicilan yang hobinya ngakak tiap hari. Ada yang kepincut sampe ngirimin surat kaleng apalah itu. Berasa selebritis banget gue yak. Ha ha.


Tapi, bro..


Ada seseorang yang.. nggak tau deh ya. Gue juga nggak ngerti. Kenapa dia bisa bikin gue kayagini. Lo pasti nanti ngerti apa yang gue maksud 'kayagini' kalo lo udah baca cerita ini sampe ending.


Pokoknya, dia itu spesial.


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


#3 Sasha


Giliran aku. Sasha Fransisca. Panggil aja Sasha. Hmm maaf aku nggak bisa ngomong terlalu banyak. Aku cuma mau bilang kalo...


Aku sayang sama dia.


Dan

Maaf.

Aku nggak bisa jujur ke dia. Karena aku.. aku cuma nggak bisa.

Sikap dia ke aku itu udah bikin hatiku luluh. Dia baik. Selalu bikin aku ketawa.

Tapi semenjak ada 'dia yang lain', dia mulai cuek sama aku. Nggak tau kenapa.

Tapi walaupun begitu..

Aku tetep sayang kok.

Sampai kapanpun.


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Pemeran Utama : Aku (Nayla)


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••



Drrrttt
Handphone ku bergetar


*Notifikasi Line*


Raka : Nay


Raka : Jalan yuk


Raka : Sekalian anterin gue futsal


Raka : Tar gue beliin martabak kesukaan lo deh


Dia Raka. Temanku. Aku dan dia sudah seperti saudara. Aku selalu ada jika dia membutuhkan, begitu juga dia.


Nay : Yeayy!


Nay : Sini jmpt cepetan


Nay : Tau aja lo kalo gue lg laper


*Nay sent a sticker (shy)*


Raka : Yaelah masa gue gatau kalo bebeb gue lagi laper


*Raka sent a sticker (laugh)*


Nay : P s Rak, udah ayo jmpt


Raka : Iye iye, bawel bgt si


Yes! Akhirnya hari mingguku tidak membosankan. Lumayan, nambah-nambah kerjaan. Daripada guling-guling terus di kasur.

Minggu, 17 Januari 2016

SAJAK: DIAMKU BUKAN BERARTI BISU

 DIAMKU BUKAN BERARTI BISU
Ketika aku bersamamu
Aku diam
Ketika kamu menatap mataku
Aku diam
  Ketika kamu mulai memancarkan senyum indahmu
Aku diam
Ketika kamu menggores luka dihatiku
Aku diam
Bahkan ketika kamu meninggalkan aku sendiri
Aku masih diam

Tapi apakah kamu tahu apa dibalik diamku?
Apakah kamu tahu makna dibalik semua diamku?

Diamku bukanlah alasan untuk marah
Diamku bukan juga alasan untuk menyimpan berjuta pilu
Tetapi diamku, menyimpan beribu kata yang tak sanggup aku katakan
Beribu kata yang tak sanggup mulut kecil ini katakan
Beribu kata yang membuat lidah ini keluh tak bernyawa
Dan beribu kata itulah yang membuat aku terbungkam dalam diamku

Tahukah kamu ketika kamu menghampiriku?
Rasanya seperti akan ada burung Elang datang menghampiri anaknya di sangkar sendirian ditengah fananya dunia ini
Tahukah kamu saat kamu ada bersamaku?
Rasanya seperti aku berada dalam dekapan yang begitu hangatnya sehingga aku tidak mau selangkahpun beranjak dari situ
Tahukah kamu saat kamu menatap mataku?
Rasanya seperti aku melihat indahnya goresan warna-warni pelangi yang jelas terpancar dari matamu
Tahukah kamu saat kamu mulai memancarkan senyuman indahmu itu kepadaku?
Rasanya seperti aku memandang bulan sabit malam yang menebar senyum manisnya dihadapanku, hanya dihadapanku

Tapi tahukah kamu saat kamu menggores luka dihatiku dan meninggalkanku?
Aku selalu ingin mengatakan: "sia-sia"
Sia-sia sudah aku memujamu dengan ketulusan hatiku
Sia-sia sudah apa yang aku rasakan ini tidak pernah terdengar olehmu
Ya, mungkin iya
Aku hanya bisa bungkam dalam diamku, tanpa mengatakan sepatah katapun padamu
Bertingkah layaknya tidak ada masalah, seakan semuanya baik-baik saja

Tetapi diamku bukan berarti bisu
Diamku menyimpan berjuta kata dan rahasia
Yang bahkan sampai sekarang belum bisa aku katakan kepadamu
Tapi dengan sajak ini, ku sampaikan semuanya

Aku diam, karena kamu

Dilla Silvani Lutfiera
Cirebon, 17 Januari 2016

Selasa, 29 Desember 2015

CERPEN : "ANTARA KITA DAN HUJAN"

Karya : Dilla Silvani Lutfiera

"Sha! Gue sayang sama lo!" Sasha terbangun dari tidurnya. Kata-kata itu seakan mengagetkan Sasha yang sedang tertidur pulas dikamarnya.
"Hfftt, cuma mimpi." Ujarnya sambil menghembuskan nafas lalu mengambil segelas air putih untuk menenangkan hatinya. Dia teringat masa-masa sekolahnya yang penuh dengan suka duka. Dan tentunya, "dia".
#FLASHBACK 3 TAHUN YANG LALU

Sasha langsung bergegas ke sekolahnya, ia hanya mengambil sepotong roti dari meja makan lalu masuk ke mobil, dia sudah terlambat 15 menit dari biasanya.
Sesampainya disekolah, Sasha terlambat. Gerbang sekolah sudah ditutup. Tapi dia tidak sendirian, ada juga temannya yang terlambat.
"Ah! Sial! Telat lagi deh gue." Ujar Sasha.
"Hai?" ujar seorang laki-laki yang juga terlambat masuk, mungkin mereka belum saling mengenal.
"Eh, hai?" balas Sasha, agak sedikit jutek.
"Nama lo siapa? Kenalin gue Edward." ujar laki-laki tadi sambil menyodorkan tangannya.
"Sasha." jawab Sasha, tidak menghiraukan tangan Edward.
 Edward menarik kembali uluran tangannya.
"Hmm, lo kelas apa?" tanya Edward lagi.
"11-B. Lo?" akhirnya Sasha memberikan pertanyaan balasan.
 "Gue anak 11-F."
Dan, suasana hening kembali, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Tiba-tiba hujan turun dengan deras, Pak Satpam tidak ada di pos nya, otomatis tidak akan ada yg membukakan gerbang. Terpaksa mereka berdua hanya berteduh di halte depan sekolah.
"Sha, lo dingin? Pake aja nih jaket gue." ujar Edward sambil memberikan jaketnya.
"Ehm, gausah makasih. Gue ga kedinginan kok."
Lagi-lagi tawaran Edward ditolak oleh Sasha.
"Yaudah deh kalo lo gamau. Eh gue punya cerita sedikit tentang hujan." ujar Edward, dengan niat membuka pembicaraan.
"Cerita apaan?" 
"Cerita kupu-kupu sama kodok."
"Plisdeh, gue bukan anak kecil."
"Dengerin dulu. Jadi waktu itu ada kodok sama kupu-kupu. Mereka saling benci satu sama lain. Gapernah sekalipun akur. Apalagi kupu-kupu, dia sama sekali gamau natap mata kodok. Tapi disuatu hari, ada hujan badai, kupu-kupu otomatis kan gabisa terbang tuh, gaada tempat buat berteduh. Terus, si kodok nyamperin, niatnya mau ngasih daun buat dijadiin payung sama si kupu-kupu. Tapi kupu-kupu gamau, dia sama sekali gamau natap kodok apalagi nerima bantuannya, kupu-kupu malah ngedorong kodok ke selokan. Akhirnya kupu-kupu basah kuyup, dia lemah, dia nyesel udah nolak tawaran si kodok. Terus..." terpotong.
"Ih jahat banget sih si kupu-kupu ditolongin gamau, giliran udah basah kuyup baru deh nyesel. Eh btw kok itu ceritanya nyindir gue banget sih?"
"Hahaha, cia langsung peka. Makanya, kupu-kupu gamau nyesel kan sebelum basah kuyup? Nih pake jaketnya."
"Yaelah Ed, lo bisa aja bikin ceritanya. Hahaha."
Tawa mereka pun pecah diiringi hujan yang semakin reda. Akhirnya, gerbang dibuka. Hampir jam 9 pagi.
"Ciaelah Sasha, baru telat segitu aja udah dapet gebetan baru nih." ujar Dara, sahabat Sasha.
"Paansi lo basi."
"Pake dikasih jaket-jaket gitu lagi, kek film bollywood gitu yakk."  
"Lo ngomong sekali lagi gue lempar lo pake sepatu."
"Aduh tante marah, udah yuk kekelas kesian lo keujanan didepan gerbang hahaha."
Sepulang sekolah, Sasha langsung ke kamarnya lalu terbaring dan menaruh tasnya diatas kasur.

#SASHA's POINT OF VIEW:

Edward.
Gue baru kenal tadi pagi tapi kenapa gue selalu mikirin dia. Apalagi dia humoris, suka ngelucu gitu.
Hujan hujan bikin cerita kecil cuma demi gue peka biar gue nerima jaketnya, dan biar gue ga kedinginan. OMG.
Baru kenal aja dia udah manggil gue dengan panggilan "kupu-kupu" walaupun gue tau dia bikin itu dari cerita kecilnya.
Gue ngerasa diperlakuin spesial banget.
Apa gue cuma baper? Ke-GRan? Tapi gue bener-bener melting sama senyumnya. Gue jutek, tapi dia berhasil bikin gue ga jutek lagi.
Jarang banget gue cepet akrab gini sama orang. Dia emang asik banget orangnya.
Aduh, apa gue lagi jatuh cinta?

#EDWARD's POINT OF VIEW:

Sasha.
Dia itu lucu. Misterius. Gue suka sama cewek misterius kaya dia. Susah ditebak.
Dia gak murahan kek cewek-cewek lain. Itu alesan kenapa gue suka cewek yang jutek diawal tapi asik diakhir.
Gue akuin dia beda dari yang lain. Dia cewek luar biasa.
Gue mau banget jadi pacar dia. Selalu ngingetin dia, selalu jagain dia. Tapi kayaknya ga mungkin.
Nggak.
Gue ga bakal nembak dia, gue deket sama dia aja udah seneng kok.
Gue gamau bikin dia sedih diakhir nanti.

#BACK TO STORY

Besoknya, Sasha menghampiri Edward ke kelasnya dan mengajaknya ke perpustakaan.
"Ed, ke perpus yuk." ajak Sasha.
"Ayo!"
Di perpus.
"Hm, lo suka buku apa Sha?" tanya Edward.
"Gue sih sukanya kimia-kimia gini nih, gue seneng banget belajar zat. Lo?"
"Gue lagi baca buku 'Save Our Earth From Cancer'. Kebetulan gue ikut komunitas pemberantas kanker gitu Sha, gue kasian ngeliat anak-anak masih kecil yang kena kanker. Gue suka ikut donasiin uang jajan gue buat mereka yang kena kanker."
"Wah, lo ternyata care juga ya orangnya. Walaupun lo gatau seberapa sakit nya kanker itu, tapi lo bisa ngerasain jadi mereka. Gue ikutan dong, gue juga mau ikut donasiin uang jajan gue lewat komunitas lo."
"Boleh kok, ntar lo kabarin gue aja kalo mau donasi. Eh, udah bel nih, masuk yuk."
Pukul 00.00 WIB dirumah Sasha.
"Tok tok tok!" seseorang mengetuk pintu kamar Sasha.
Sasha yang masih mengantuk membukakan pintu perlahan. Dan... surprize!!! Hari ini Sasha berulang tahun yang ke 17. Edward datang kerumah Sasha dengan membawa se-bucket bunga mawar merah berjumlah 17, 17 buah cupcake ulangtahun dihiasi lilin warna warni, dan balon little pony berukuran besar yang sangat Sasha suka.
"Happy birthday Sasha.. Happy birthday Sasha.. Happy birthday happy birthday happy birthday Sasha... Yee!! Happy birthday kupu-kupu!!" ujar Edward.
"Haa? Edward? Ya ampun, makasih bangettt. Lo kiyeng banget ngerencanain ini semua. Sendirian lagi, astagaaa. Gue kira lo gatau ulangtaun gue. I love you kodokkk!!" 
"Tau dong, masa kupu-kupu gue ulangtaun gatau sih. Ini, bunga buat putri kupu-kupu." sambil menyodorkan se-bucket bunga.
"Ah lo! Sosweettt.." 
"Lo baru tau gue sosweet yakk? Hahaahhaa."
"Iyanih hahaha. Eh, gue boleh tanya sesuatu ga sama lo?"
"Tanya ajaa"
"Sebenernya hubungan kita tuh apa sih? Hmm, maksud gue ehmm, sikap lo ke gue udah kaya lebih dari temen." 
# EDWARD's POINT OF VIEW

Maafin gue Sha. Gue gabisa ngelanjutin hubungan ini ke tahap yang lebih. Bukannya gue gabisa. Tapi gue gabisa bikin lo sedih.
Gue juga gamau lo tau yang sebenernya gue idap selama ini. Gue cuma cowok penyakitan yang berharap lebih sama lo, tapi gabisa.
Dan besok, gue mau chemo therapy untuk terakhir kalinya. Maaf banget gue ngasih surprize ini untuk terakhir kalinya, dan mungkin ini pertemuan lo sama gue yang terakhir kalinya di dunia ini Sha.
Gue sayang sama lo Sha! Sayang banget!

#BACK TO STORY
"Ed? Lo kok malah ngelamun? Pertanyaan gue lancang ya? Ehm, gue minta maaf." ujar Sasha.
"Eh, ehmm. Maaf Sha, gue cuma nganggep lo sebagai temen, gak lebih. Sorry, gue harus langsung pulang. Oiya ini ada sedikit kado buat lo dari gue. Bye!" ujar Edward lalu langsung pergi.
"T..tapi Ed?"
#SASHA's POINT OF VIEW

Edward, lo kenapa sih ga ngertiin gue. Gue kira lo anggep gue lebih dari temen/sahabat.
Tapi ternyata gak.
Lo udah ancurin semua harapan gue ke lo, Ed. Lo jahat sama gue.
Lo cuma dateng terus bikin gue baper tiap hari dengan niat CUMA TEMEN.
Gue cape nunggu lo, Ed. Gue cape. Dan sekarang, dihari ulangtaun gue. Lo dateng ngasih gue surprize dengan senyum lo yang manis. Lo bikin gue ngefly terus lo jatohin lagi dengan cara lo bilang kalo lo nganggep hubungan ini cuma temen, ga lebih. Sakit hati gue, Ed. Gue nyesel kenal sama lo, Ed. Nyesel.

#BACK TO STORY

Keesokan harinya, Edward tak terlihat lagi disekolah. Sasha mencoba menanyakan kepada teman sekelasnya tapi tidak ada yang memberitahu. Sasha mencoba menelponnya tapi tidak aktif.
"Sha, gue dapet kabar tentang Edward.." ujar Dara
"Apa? Gimana? Edward kenapa?"
"Edward... Edward sebenernya udah lama kena kanker otak, Sha.. Sekarang dia udah masuk stadium akhir, dan ini chemo terakhirnya.. Dia gapernah nganggep lo lebih dari temen karena gamau bikin lo sedih diakhir, Sha.. Dia gak mau ngecewain lo, dia cuma mau bikin hari-hari lo berharga setiap harinya, Sha.."
"Gak.. gak.. lo boong kan Ra? Lo cuma mau bikin kejutan ya di hari ulang taun gue? Ra, lo boong kan? Bilang sam ague lo boong kan Ra?!!!" ujar Sasha dengan wajah yang dibanjiri air mata.
"Gue ga boong Sha!! Sekarang dia di RS Sehat Sejahtera. Ayo kita samperin kalo lo gak percaya."
Malamnya, diiringi hujan yang deras mereka langsung menemui Edward yang keadaannya sudah kritis setelah menjalani chemo.
"Edward?" ujar Sasha langsung berlari memeluk Edward yang terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit dengan selang oksigen yang melingkar di hidungnya. 
Edward hanya membalas dengan senyuman dan tetesan air mata.
"Lo kenapa ga cerita sama gue sih Ed? Lo kenapa gapernah ngasih tau gue kalo lo sebenernya kayagini.."  
"Bawa gue ke taman naik kursi roda, Sha.. gue mau disisa hidup gue sama lo terus.." ujar Edward dengan nada lemas.
Lalu Sasha membawa Edward ke taman Rumah Sakit dengan kursi roda dan payungnya.
"Lo liat bintang-bintang itu Sha? Kalo gue pergi untuk selamanya, gue bakal jadi bintang dilangit. Gue bisa liat lo dari atas sana, gue harap lo selalu senyum, karena gue seneng banget kalo lo senyum.." ujar Edward.
Sasha hanya terdiam dan menunduk dengan matanya yang terus dibanjiri air mata.
"Lo jangan nangis Sha.. Gue ga suka liat lo nangis kayagini. Oh iya gue mau lanjutin cerita kupu-kupu sama kodok yang waktu itu belum gue selesain. Lo masih mau denger kan?" ujar Edward sambil menghapus airmata Sasha.
"Gue bakal selalu dengerin cerita lo Ed, asal lo selalu kuat. Plis, jangan tinggalin gue..."
"Pas si kupu-kupu nyesel. Kodok selalu nyamperin dia, bikin hari-hari si kupu-kupu jadi istimewa. Terus, kodok nyatain cintanya kalo dia juga suka sama kupu-kupu, dia rela lakuin apa aja demi kupu-kupu. Si kupu-kupu juga gitu. Sampe suatu hari, kodok hilang entah kemana. Kupu-kupu nyari si kodok, pas ketemu, ternyata si kodok udah mati, dia ketabrak truk Sha, hahahaa. Kupu-kupu sedih banget, tapi lama kelamaan kupu-kupu tegar, karena dia bisa liat si kodok kayak bintang dilangit, selalu ngawasin dia, dimanapun dia berada. Selesai deh. Sha, gue sayang sama lo. Sayang banget.." sambil memeluk Sasha.
Sasha hanya menangis dan terus menangis dipelukkan Edward. Bisa bisanya cowok humoris kaya Edward ternyata hanya seorang pengidap kanker ganas.
"Plis Ed.. Lo jangan pergi, gue juga sayang banget sama lo.. pliss.. lo kuat Ed, gue yakin.." 
"Gabisa Sha.. Ini udah waktunya.." ujar Edward sambil tersenyum dan kemudian tidak terdengar lagi. 
"Ed? Ed?! Edward?! Edward jangan tinggalin gue!!" 
Air mata Sasha terus membanjiri, dengan diiringi hujan yang semakin deras, Edward has been past away... 

#FLASHBACK SELESAI

Teringat dengan semua itu, Sasha mengunjungi makam Edward sambil memberikan do'a dan bunga.
"Ed, makasih selalu ada, makasih selalu bikin hari-hari gue gak ngebosenin, u make my day, kodok! I love you so.." ujar Sasha sambil mencium nisan Edward.

Rabu, 16 Desember 2015

CERPEN : "FRIENDZONE"


Karya : Dilla Silvani Lutfiera

Manda, adalah gadis cantik, ramah dan humoris tetapi sedikit lebih keras kepala. Walaupun begitu, dia selalu tampil alakadarnya didepan teman-temannya dan selalu membuat mereka tertawa. Entah memang sudah kodratnya atau hanya ingin melihat teman-temannya tertawa. Dibalik keceriannya, Manda juga tidak jarang merasa sedih, merasa terpuruk, karena dia juga manusia(?)

Dimasa remajanya ini, adalah masa-masa yang sangat sulit dilupakan bagi Manda, apalagi soal “cinta”. Dia sudah lama menaruh harapan kepada sahabatnya, Zayn. Zayn emang gak terlalu ganteng, gak juga terlalu pinter, dia cuma “cowok pemusik yang setiap hari gak bisa hidup tanpa gitarnya.” Entah apa yang Manda lihat dari Zayn. “Dia itu emang gak perfect, tapi gatau kenapa cuma dia yang paling bisa bikin gue melting.” Ucapnya.

Hari ini, Zayn dan teman-temannya akan pergi futsal disalah satu GOR, tentunya Manda selalu diajak.
            “Man, temenin gue futsal yuk. Bawain minum atau apa kek gitu.”

            “Iya deh iya. Kapan sih gue gak nemenin lu, always kan gue mah.”

            “Hehehe, nambah cantik aja lu kalo nemenin gue.” Pasang muka soim.

            “Halah, udah berapa kali lu ngomong kayagitu, basi yewlaa. Dasar jones.”

            “Makanya cariin gandengan napa buat gue. Bosen gue gandengannya sama lu mulu.”

            “Idih, gue juga bosen kali. Bete gue.” Buang muka.

            “Asem lu kalo bete. Udah ayo naik, nambah jelek aja lu njir kalo bete.”

            “Hffttt.” Manda hanya menghembuskan nafas dengan muka sok fakesmile-nya yang sama sekali gak lucu sambil naik ke motor Zayn.

#GASPOLLLLLL

Sesampainya di GOR, Manda adalah satu-satunya cewek yang ada disitu. Walaupun begitu, dia sama sekali gak minder. Demi sahabatnya.

            “Man, lemparin minum dong.” Ujar Zayn dari tengah lapangan.

            “Nih!” melemparkan minuman.

#20MENIT KEMUDIAN

            “Aduh Man, sumpah gue capek banget, hampir aja kaki gue kram.” Kata Zayn.

            “Ahelah udah dibilangin jangan keseringan futsal, lu mah gitu sih kalo gue yg bilangin, gak pernah nurut.” Sambil mengusap keringat Zayn yang ada didahinya.

            “Maap dongg. Udah yuk pulang.”

            “Yakin nih? Lu masih capek gak? Kalo masih capek, gapapa gue tungguin, duduk aja dulu barangkali ntar lu kram, kan nanti gue juga yg kena kalo sampe nabrak.”

            “Udah, gapapa kok. Ayo buru, ntar lu kesorean pulangnya takut kenapa-kenapa, gue gak mau ambil resiko.”

            “Hmm yaudah deh.”

Akhirnya, Zayn mengantar Manda pulang sampai rumahnya. Keesokan harinya, Manda mulai merasa ada hal yang aneh didalam hatinya kepada Zayn, selama ini bersahabat tapi Manda belum pernah bertemu dengan sahabat cowok yang berlagak seperti Zayn. Atau jangan-jangan, Zayn menganggapnya lebih dari seorang sahabat?

            “Woyy! Napa lu ngelamun aja kek patung pancoran?” ujar Zayn, mengagetkan Manda yang sedang duduk dikursi depan kelasnya.

            “Yaelah lu, kayak gak tau aja kalo gue ngelamun pasti lagi mikirin orang.” Ceritanya keceplosan.

            “Maksud lu?”

            “Ehh, emm, maksud gue ya.. ya lagi mikirin orang iya gitu, guru kan bisa, temen..” grogi.

            “Hayo luu? Lagi mikirin siapa? Jangan-jangan lu punya doi gak bilang-bilang gue yak?”

            “Idih, gak lah. Gue mah fokus sama cita-cita.”

            “Kalo gue yang ngajak gimana?”

#DEGGG, jantung Manda seakan berhenti seketika Zayn mengeluarkan pertanyaan itu.

            “Ng..ng..ngajak apaan?”

            “Ngajak main futsal hahahaa”

            “Yaelah lu, kirain apaan.”

#FYUHHH, hampir saja.

            “Man, ke kantin yok! Gue yang bayarin.”

            “Ah luuu, ngertiin gue banget. Tau aja deh gue lagi laper hahahaa.”

            “Lu mah gitu, kalo bete suka laper hahahaa.”

#DIKANTIN

Disini, Zayn mulai mencurahkan hatinya. Sayang sekali, bukan untuk Manda.

            “Man, gue mau cerita nih.”

            “Cerita aja kali.” Sambil makan mie instan.

            “Gue lagi deket sama Chintya, gue sering dibuat baper sama dia, intinya gue pengen nembak tapi gue gatau caranya gimana. Banyak orang ngantriin dia cuy, takut gue.”

Seketika Manda berhenti memakan mie-nya. Dan menatap Zayn tajam, seperti tidak percaya bahwa sahabatnya mencintai orang lain.

            “Lu gak lagi bercanda kan Zayn?”

            “Ya gak lah”

            “Lu? Lu suka sama cewe kaya Chintya? Lu sadar Zayn, lawan lu gak cuma satu, banyak.”

            “Iya gue tau, gue juga sadar. Tapi gimana? Rasa suka kan gak bisa diilangin gitu aja.”

            “Ya tapi lu harusnya jaga jarak, lu harus tau mana yang pasti dan mana yang kiranya cuma pengen gantung lu doang. Gue mah gak percaya sama cewe kaya Chintya.”

            “Maksud lu dia gantungin gue doang?”

            “Gue gak bisa su’udzon, tapi seenggaknya gue cuma ingetin lo, hati-hati Zayn.”

            “Hmm iyasih Man, tapi gue udah terlanjur suka sama Chintya, dia itu asik, cantik, gak ngebosenin.”

Manda merasa ada yang salah dengan sahabatnya. Atau dengan hatinya sendiri? Seperti ada sesuatu yang menancap pada hatinya saat Zayn memuji Chintya didepan Manda.

            “Ya gue mah gak bisa ngelarang atau ngatur-ngatur lu, tapi seenggaknya udah tugas gue sebagai sahabat buat ngingetin lu, Zayn. Gue ke kelas dulu ya, makasih traktirannya.”

            “Man, tunggu! Yaelah, apa dia marah gara-gara gue cerita tentang Chintya pas dia lagi badmood? Ah entahlah.”

#DIKELAS

            “Man, lu marah sama gue?”

            “Marah? Atas dasar apa gue marah?”

            “Lu kok jutek gitu Man, ikut ke taman yuk.”

            “Mager.”

            “Yaelah Man, ayo pliss, cari angin bentar aja.” Sambil menarik tangan Manda dan membawanya ke taman.

#DITAMAN

            “Lu tunggu sini, gue mau ambil sesuatu.” Lanjut Zayn.

Zayn mengambil gitar dari kelas dan memetik satu bunga mawar yang ada ditaman sekolah.

            “When you’d cry I’d wipe away all of your tears... When you’d scream I’d fight away all of your fears... And I held your hand through all of this year... but you still have all of me…”

 Dengan iringan gitarnya yang indah, Zayn menyanyikan lagu kesukaan Manda sebagai tanda permintaan maafnya. Dan ditambah sekuntum bunga mawar sebagai tanda cinta kepada sahabatnya.

            “Man, maafin gue ya. Gue gak ngertiin kalo lu lagi badmood. Sekali lagi, gue minta maaf.” Sambil memegang tangan Manda.

Manda sedikit terharu karena Zayn selalu menghiburnya walaupun Manda sedang badmood. Apalagi dengan diiringi lagu kesukaan Manda yg dinyanyikan oleh suara khas Zayn ditambah lantunan gitar yang indah.

            “Harusnya gue yang minta maaf Zayn… Maaf gue selalu kayak gitu kalo lagi badmood, makasih lu udah hibur gue. Walaupun suara lu pas-pasan tapi gue hargain usaha lu belajar kunci lagu itu.” ujar Manda, antara menangis dan tertawa.

            “Ah lu kalo ngomong suka bener hahaha. Gitu dong senyum, gue kan seneng kalo gitu. Btw, gue belajar kunci lagu ini baru kemaren bro, hahahaa.”

Tawa mereka berdua pun pecah saat itu.
Semakin lama, kedekatan Manda dan Zayn semakin menjadi. Tapi semua itu hampir saja berubah ketika Zayn dekat dengan Chintya.

            “Zayn, ke kantin yuk!” ajak Chintya, kebetulan Zayn sedang bersama Manda didepan kelasnya.

            “Ayo! Man ikut yuk.” Ujar Zayn.

            “Kayanya gak usah deh, gue masih mau disini.”

            “Udah, lu ikut aja kali gak usah malu-malu.” Kata Zayn

#DIKANTIN

            “Zayn, kamu mau pesen apa?” tanya Chintya.

            “Mie instan goreng 2 ya, sama Manda.”

            “Okedeh.”

            “Gue lagi gak mau makan ah Zayn, buat lu aja.” Ujar Manda.

            “Man, kamu gak usah gak enak gitu, aku sama Zayn kan belum pacaran. Tenang aja kali.” Kata Chintya.

Manda hanya membalas dengan senyuman paksa.

            “Zayn, kamu tau gak sih ini bakso nya enak banget, kaya ada gurih-gurih gitu. Mau coba gak?” tanya Chintya

            “Mau dong coba sini.”

            “Sini aku suapin. Aaa”

            “Ihh huahh, pedes banget Chin”

            “Hahahaa emang iya, kan aku sengaja kasih sambel banyak, maap ya Zayn”

            “Gapapa deh gapapa kalo yang nyuapinnya orang cantik sih hahahaa.”

Zayn dan Chintya asik bercanda berdua, Manda merasa tersingkrikan. Hampir saja amarahnya tidak terbendung.

            “Chin, Zayn. Gue duluan ya, mau kekelas. Thanks.” Langsung lari dan pergi.

            “Manda kenapa Zayn?” tanya Chintya.

            “Gapapa, dia udah biasa kayak gitu. Yuk lanjut lagi.”

Esoknya, Manda akan pergi lomba drama monolog. Harusnya, Zayn yang mengantarnya ke tempat lomba. Tapi Zayn sedang bersama Chintya, terpaksa Manda harus naik taksi tanpa dukungan dan semangat Zayn.

#BBM
Zayn : “Man, sorry gue gak bisa anter lu lomba, lg sama Chintya nih. Tapi pasti gue nonton kok, kabarin aja kalo mulai yak.”

Manda : “Iya ntar gue kabarin”

#30MENIT KEMUDIAN, DITEMPAT LOMBA
Manda : “Zayn, lu dimana? Gue no urut 14, bentar lg.”
Manda : “PING!!!”
Manda : “Zayn, lu bisa kesini gak?”
Manda : “Zaynn!!!!”
Manda : “Zayn gue mau maju. Doain gue ya.”

#DISISI LAIN, ZAYN DAN CHINTYA
            “Chin, aku seneng bisa jalan sama kamu. Semoga kebersamaan kita selalu kayagini ya.”

            “Idih kepedean banget lu, gue udah punya pacar kali, ngapain gue deket-deket lu. Emangnya gue cabe?”

            “Maksud kamu?”

            “Hufft, plis deh cowo murahan. Dibaperin kayagitu aja lu ngeflynya sejagad, siapa juga yang mau sama anak kampung kaya lu. Gue udah punya pacar, dan pacar gue anak basket yg famous, gak bopung kayak lu.”

            “Hah?! Kurang ajar lu Chin! Jadi selama ini lu cuma gantung gue aja? Parah lu Chin parah, hampir gue kehilangan sahabat gue gara-gara lu! Dasar lu! Arghhh!”

Zayn langsung terburu-buru dengan rasa kesal yang tidak bisa dilampiaskan. Menaiki motornya dengan ngebut untuk menonton Manda yang sedang lomba. Sampai akhirnya, Zayn kecelakaan karena kurang konsentrasi.

#MANDA, DI TEMPAT LOMBA
            “Dan Sang Juara kita adalah….. Manda dari SMP Nusa Bangsa!!!!!”

Manda menjadi juara tapi Zayn tak kunjung datang. Lalu dia mendapat telpon dari nomor Zayn.

            “Halo? Zayn?”

            “Maaf mbak, ini polisi. Kami menemukan ponsel ini di jalan ketika kecelakaan pengemudi motor menabrak truk container dijalan bragja mawar. Mbak kenal dengan pemilik ponsel ini?”

            “A..a..apa?! Zayn… Pak, tolong beritahu saya dimana Zayn sekarang pak tolong.”

            “Sekarang Zayn ada di rumah sakit Lekas Sembuh mbak, langsung kami bawa ke ICU karena luka dalam.”

            “Terimakasih pak.”

Manda langsung bergegas menuju Rumah Sakit untuk menemui Zayn.

            “Zayn!!! Lu kenapa gak hati-hati.. gue udah bilang sama lu, kalo lu gak bisa gak usah maksa, Zayn…” ujar Manda sambil mengintip lewat kaca ruangan ICU sambil sesekali meneteskan air matanya.

#5JAM KEMUDIAN

            “Mbak keluarga pasien?” tanya dokter.

            “Iya dok, saya sahabatnya. Gimana keadaan Zayn?”

            “Pasien sudah mendingan ,sudah siuman dan saya bawa ke ruang inap biasa. Mari saya antar.”

            “Iya dok, terimakasih.”

#DIKAMAR INAP

            “Zayn… lu ngapain maksain nonton gue kalo lu udah telat… jadinya gini kan lu gak pernah dengerin gue…”

            “M..m..anda..”

            “Iya, gue disini Zayn. Lu ati-ati kalo naik motor, gue ngerasa bersalah gara-gara gue lu kayagini Zayn…”

            “C..chin..tya jahat sama g..gue man, dia boongin gue ternyata dia cuma gantungin gue, bener kata lu… gue salah nilai dia, sampe gue lupa sama lu, maafin gue Man…”

            “Udah, gak perlu bahas yang bikin lu pusing, mending lu istirahat, gak usah mikirin apa-apa. Yang penting lu sama gue baik-baik aja disini kan. Gue bakal selalu ada buat lu, Zayn walaupun lu gak pernah tau apa yang gue rasain sebenernya.”

Zayn sudah tertidur, hampir saja. Jika Zayn mendengar kata-kata Manda, pasti dia akan terkejut.

            “Gue cuma bisa nemenin lu, gue cuma bisa dukung lu dari belakang, Zayn. Gue bakal selalu bisa jadi apa yg lu mau, yang penting lu bahagia. Walaupun gak jelas ini hubungan apa. Gue bakal anggep ini hubungan persahabatan yg suci, yg gak akan bisa terpisahkan oleh apapun. Gue tau lu juga nganggep gue cuma sahabat, gue berharap bisa bendung rasa gue ke lu yang udah gue anggep lebih dari seorang sahabat.” –Manda-

SELESAI


Jumat, 27 November 2015

ARTIKEL : MARI BERBAHASA INDONESIA

Hai Anak Indonesia! Perkenalkan ini artikel pertama saya, disini saya akan mengulas sedikit tentang "Bahasa Indonesia". Kemajuan teknologi dan kemajuan zaman kadang membuat kita terbawa oleh era masa kini yang kebarat-baratan, seperti contohnya dalam dunia musik, perfilm-an, bahkan bahasa sehari-hari. Padahal, negara kita juga tak kalah kaya dengan semua itu bukan? Tapi mengapa kita harus me-mayoritasi Bahasa Asing ketimbang Bahasa Indonesia? Apakah kita kurang tertarik dengan Bahasa Indonesia? Saya akan sedikit membahas tentang masalah ini. Indonesia kaya akan bahasa, berbagai daerah memiliki bahasa masing-masing yang belum tentu kita mengerti, tapi dengan Bahasa Indonesia kita bisa berkomunikasi dengan siapapun. Contohnya, orang Jawa bertemu dengan orang Sunda dengan bahasanya masing-masing, mereka sama sekali tidak saling mengerti apa yang dikatakan satu sama lain, tetapi dengan Bahasa Indonesia mereka bisa berkomunikasi. Contoh lagi, jika kita orang Jawa hendak berwisata ke Raja Ampat, kita mungkin sama sekali tidak mengerti, tapi dengan Bahasa Indonesia kita bisa mengobrol akrab dengan saudara kita disana. Nah, bagaimana? Apakah kita masih belum tertarik? Selain memiliki kemudahan untuk berkomunikasi, bahasa Indonesia juga memiliki arti yang sangat luas per katanya. Contoh, kata dalam bahasa Inggris "hold", dalam  Bahasa Indonesia diartikan : dipeluk, ditekan, dipegang, digenggam. Luar biasa bukan? Lalu, mengapa kita harus memilih Bahasa yang memiliki arti sempit ketimbang Bahasa yang kaya akan arti dan makna? Dalam dunia musik, Indonesia banyak memunculkan generasi-generasi muda bermusik yang tak kalah dengan penyanyi luar, mengapa kita lebih mengidolakan Adele ketimbang Regina? Mengapa kita lebih mengidolakan Ariana Grande dan Taylor Swift padahal kita punya Raisa dan Isyana? Dalam dunia perfilm-an, saya akui film Indonesa masih jarang yang diputar di luar negeri. Tapi, ketimbang kita harus membaca subtitle yang belum tentu kita mengerti alurnya, kenapa kita tidak menonton karya Anak Bangsa yang tidak berlu menggunakan subtitle? Dalam bahasa sehari-hari, hampir 50% dari remaja Indonesia menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa gaul sehari-hari. Itulah tadi, perkembangan teknologi dan zaman yang semakin maju membuat kita buta bahwa kita telah dibodohi oleh budaya Asing sehingga lupa dengan budaya sendiri. Berbahasa contohnya. Jadi, marilah kita budayakan berbahasa Indonesia dalam segala industri, karena kita adalah generasi-generasi emas penerus Bangsa dimasa yang akan datang.
Semoga bermanfaat.
(Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan. Artikel ini tidak bermaksud menyindir/mencela/menjelek-jelekkan orang lain, dsb.)